SEMINAR NASIONAL CCF UMY 2016

March 24, 2016, oleh: Editor

Dalam rangka menyambut dan memeriahkan milad UMY ke-35, Himpunan Mahasiswa Sipil jurusan teknik sipil UMY menggelar serangkaian kegiatan Civil Classical Fest atau biasa dikenal dengan CCF. Euforia CCF ini dibuka dengan kegiatan Seminar Nasional yang telah berlangsung pada senin, 21 maret 2016 lalu.

Dengan mengusung tema “Mitigasi Bencana & Pengelolaan Permasalahan Waduk,” berhasil menarik peserta seminar sekitar 160 mahasiswa yang mendaftar dari UMY dan kampus luar seperti UGM. HMS mengundang pembica-pembicara yang sudah ahli dibidangnya. Pemateri untuk seminar Nasional tahun 2016 kali ini sangat luar biasa karena bisa mendatangkan seorang pembicara dari The World Bank yaitu Mr. Micah R Fisher pakar kebencanaan (Urban and Regional Planning Consultant), Bpk. Nugroho Hari Anggoro Suryono (Biro Penelitian dan Pengembangan) dari Perum Jasa Tirta I, Ir. Dwi Kristianto M. Eng dari Balai Sabo dan Bpk. Jazaul Ikhsal ST, MT, PhD selaku Dekan Fakultas Teknik UMY.

Pembukaan Seminar Nasional yang dilaksanakan di Gedung AR. Fachruddin B lantai 5 dibuka oleh Wakil Dekan 2 Bidang kemahasiswaan dan kerjasama Fakultas Teknik UMY yaitu Bpk Slamet Riyadi Ph.D dan acara ini juga dihadiri juga dosen Teknik Sipil UMY.

Seminar sehari ini dimulai sejak pukul 9.00 sehingga 15.00 yang dagi menjadi dua sesi. Sesi pertama seminar nasional ini disampaikan oleh Mr. Micah R Fisher dan Bpk. Nugroho Hari Anggoro Suryono ST dimoderatori oleh Ibu Restu Faizah ST.,M.T. Masing-masing pembicara memaparkan materi sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing. Mr. Micah R Fisher yang saat ini masih berstatus sebagai mahasiswa jenjang Strata Tiga University of Hawai, Manoa  Jurusan Geography berkebangsaan Amerika.  Beliau sangat pasif berbahasa Indonesia karena telah lama bekerja untuk Indonesia dibidang kebencanaan.

Judul paparan beliau adalah “Mitigasi Bencana: Belajar Bersama, Kerentanan, dan Maladaptasi” Beliau mengatakan akhir-akhir ini bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim semakin meningkat, seperti kebakaran hutan, asap, banjir, naiknya muka air laut dll. Oleh karena itu masyarakat sedunia mulai berfikir untuk melakukan pencegahan ataupun pengurangan terhadap resiko akibat perubahan iklim. Salah satunya adalah kita harus mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim karena yang menjadi masalah sekarang adalah bentuk adaptasi yang kita lakukan benar-benar dapat menekan terjadinya bencana, baik bencana semula maupun bencana penyerta (yang timbul beruikutnya) karena beberapa didunia bedasarkan observasi, salah satu actionnya justru menimbulkan bencana dibidang lain atau disebut dengan maladaptasi. Salah satu contoh yang terjadi action/tindakan yang dilakukan pemerintah di pantai Haikiki Hawai USA. Setiap tahun angka abrasi di pantai Haikiki sangat besar, sehingga pemerintah memutuskan untuk membuat sejenis Turab/dinding penahan, namun apa yang terjadi masyarakat yang hidup di pingir pantai membuat turab sendiri untuk menghindari abrasi namun niat baik yang dilakukan masyarakat berdampak buruk bagi estetika pantai di Haikiki yang berdampak langsung terhadap pengurangan jumlah wisatawan yang berkunjung akibat pemandangan yang tidak menarik lagi.

Lain lagi dengan pemateri ke dua Bpk. Nugroho Hari Anggoro Suryono, pria kelahiran Semarang, 7 Agustus 1984 telah menempuh pendidikan strata satu teknik Sipil UGM ini  adalah seorang Profesional Muda Sumber Daya Air (Biro Penelitian dan Pengembangan) dari Perum Jasa Tirta I. Beliau mengangkat judul Pengelolaan Sedimentasi Secara Terpadu Guna Mendukung Kebelanjutan Manfaat Infrastruktur Sumber Daya Air dan juga menjelaskan tentang sedimentasi secara terpadu guna mendukung keberlanjutan kemanfaatan infrastruktur sumber daya air.untuk di bagikan kepada mahasiswa yang hadir.

Sesi ke dua seminar nasional yang dimoderatori oleh Martiana Dwi Cahyati ST.,M.Eng,  dibuka oleh paparan Bpk Ir. Dwi Kristianto M.Eng yang merupakan Kepala Balai Sabo  – Puslitbang SD , Kementerian PUPR. Paparan yang dibagikan oleh Bpk Ir. Dwi kepada mahasiswa mengusung judul “Waduk : Problematika dan Tantangan dalam Pengembangan dan Pengelolaannya”. Beliau mengatakan Sesungguhnya Indonesia mempunyai potensi air permukaan dengan jumlah yang berlimpah, yaitu sekitar 3,9 trilyun m3 per tahun atau setara dengan 16.000 m3/tahun/ perkapita.   Dengan kondisi yang berlimpah tersebut tentunya tidak boleh membuat kita terlena, karena tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi mendorong profil sda kita kearah deficit, dan diperkirakan pada tahun 2027 profil sda kita menjadi 9.000 m3/kapita/tahun. Sebenarnya kita mampu mengendalikan problematika permasalahan waduk, namun yang menjadi tantangan adalah prilaku masyarakat sendiri sehingga betul betul bisa ikut berperan memelihara bangunan yang sudah ada.

Pemateri terakhir Seminar Nasional  dipaparkan oleh Bpk Jazaul Ikhsan, S.T., M.T., Ph.D. Pria kelahiran Bantul, 24-Mei 1972 yang telah mengenyam pendidikan Kyoto University, Japan ini membagikan ilmu kepada audien mengenai “Bencana Sedimen di Indonesia dan Usaha Penanggulangannya”. Beliau megatakan bahwa bahaya sedimen disebabkan oleh beberapa hal, antara lain Debris flows,Landslides,Pyroclastic Flows. Usaha untuk mengurangi resiko tersebut antaralain menggunakan metode early warning system dan bangunan pengendali sedimen atai Sabo Dam.

semnas
Peserta seminar sedang mendengarkan materi

semnas2
Penyerahan cenderamata kepada Bpk. Nugroho oleh Kaprodi Teknik Sipil Ibu Anita Widianti ST, MT

semnas3
Foto bersama pemateri dan dosen-dosen jurusan teknik sipil UMY