KKL Regional Teknik Sipil UMY 2016
KKL (Kuliah Kerja Lapangan) merupakan wadah bagi mahasiswa dalam mengembangkan ilmu dan mengenal keadaan di suatu Lapangan Proyek dalam ilmu Teknik Sipil. Pada tanggal 16 November 2016 diselenggarakan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) Tingkat Regional yang merupakan rangkaian kegiatan tahunan dari serangkaian program kerja yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berkunjung ke 4 tempat yakni Sabo Dam Merapi, Jembatan Bantar III, Proyek Apartment Adhi Karya Taman Melati, dan Pemecah Gelombang di Pantai Gelagah.
Kunjungan pertama yaitu Sabo Dam di lereng Gunung Merapi tepatnya di Kali Gendol Sleman. Sabo merupakan bangunan dam atau bangunan dengan pelimpas yang dibangun untuk mencegah bahaya banjir lahar Merapi. Teknik sabo dam yang diperkenalkan oleh Tomoaki Yokota dari Jepang ini memiliki manfaat yang sangat besar. Selain sebagai pengendali lahar akibat letusan gunung berapi, sabo dam juga bermanfaat sebagai pengendali erosi hutan dan daerah pertanian serta mencegah bahaya longsor.
Kunjungan di Sabo Dam Merapi rombongan diterima langsung oleh Pak Suhadi Yusuf Wobisono,S.ST,MM sebagai Pelaksana Administrasi PPK Pengendalian Lahar Gunung Merapi, beliau berpendapat fungsi sabo dam secara lebih khusus adalah untuk menahan lahar sementara yang akan turun dari hulu ke hilir semaksimal mungkin. Kemudian lahar ini dialirkan sesuai kapasitas tampung bangunan hilir, teknologi ini dapat mencegah terjadinya bencana sedimen dan mempertahankan daerah hulu terhadap kerusakan lahan.
Suasana pada saat penyampaian materi oleh Bapak Yusuf di Sabo Dam Merapi
Kunjungan kedua yaitu Jembatan Bantar III dan materi disampaikan oleh Bapak Ibnu Syamsi S.T, M.Eng selaku dosen Teknik Sipil UMY. Jembatan Bantar merupakan jembatan yang menghubungkan Kecamatan Sedayu,Bantul dengan Kecamatan Sentolo,Kulonprogo. Dibawah Jembatan Bantar ini terdapat sebuah sungai yang mengalir dari Jawa Tengah – Jogjakarta. Jembatan Bantar juga menghubungkan Jalan Raya Yogya – Wates – Purworejo Jembatan Bantar III terdiri dari 3 jembatan, tetapi yang masih berfungsi dan biasa dilalui oleh kendaraan hanya ada 2 dan 1 jembatan yang sudah tidak berfungsi lagi yaitu jembatan bantar lama peninggalan penjajahan. Walaupun salah satu jembatan sudah tidak digunakan,namun jembatan itu tetap menjadi primadona untuk berwisata.
Kunjungan ketiga yaitu Proyek Apartment Taman Melati Yogyakarta. Taman Melati Sinduadi Apartment Yogyakarta adalah Apartment yang dibangun oleh Anak usaha PT Adhi Karya Tbk yaitu, PT Adhi Persada Properti (APP). Apartment ini di bangun di atas lahan seluas 4.785 meter persegi, yang terdiri dari 15 lantai dan 899 unit. Pak Tegar S.T menjelaskan tentang fasilitas – fasilitas umum yang direncanakan untuk pembangunan apartment tersebut. Hal yang menarik adalah perancangan struktur bangunan, beliau mengatakan bahwa dinding penahan tanah tersebut menahan untuk kedalaman 20 meter dibawah tanah. Bentuk kolom bangunan tersebut adalah persegi karena bangunan tersebut dirancang 15 lantai sehingga semakin ketas dimensi struktur kolom semakin berkurang serta sebaliknya semakin kebawah besi semakin bertambah. Jenis beton yang digunakan adalah Beton K300 berkualitas sangat baik.
Kunjungan terakhir yaitu pemecah gelombang di Pantai Glagah. Pemecah gelombang atau dikenal juga dengan Pemecah ombak (breakwater) merupakan prasarana yang dibangun berfungsi untuk memecahkan ombak atau gelombang dengan menyerap sebagian energi gelombang. Energi gelombang yang berhasil dipecahkan kemudian sampai ke pantai menjadi tidak besar. Sehingga resiko kerusakan pantai atau abrasi pantai dapat diperkecil.
Pak Ir. Purwanto, M.Y mengatakan bahwa pemecah ombak yang ada di pantai ini merupakan hal menarik yang menjadikan Pantai Glagah sebagai destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Ombak di Pantai Glagah cukup besar dan di sini juga terdapat penambangan pasir. Beliau juga mengatakan bahwa tipe pemecah gelombang ini membutuhkan peninjauan terhadap karakteristik gelombang, seperti halnya pada perencanaan prasarana jetty atau groin. Biasanya pada tipe pemecah gelombang lepas pantai terjadi endapan di belakang bangunan. Endapan ini menghalangi transpor sedimen sepanjang pantai.