Learning Express dan KKN Internasional
Pelaksanaan program Learning Express dan KKN Internasional dilaksanakan dari tanggal 13 Maret – 26 March 2014 berlokasi di Dusun Ngaran, Desa gilangharjo. Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. KKN Internasional ini berbeda dengan program KKN reguler atau KKN tematik yang ada di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta karena bekerjasama dengan Singapore Politechnic. Enam belas mahasiswa UMY melaksanakan program KKN Internasional bersama 25 (dua puluh lima) mahasiswa Singapore Polytechnic. Mahasiswa yang tergabung dalam program ini terbagi dalam tiga kelompok, kelompok pertama berada di industri rumah tangga pembuatan keripik di dusun Sumberwetu, Sambirejo, Prambanan, Sleman, kelompok kedua pembuatan batu-bata di dusun Gonjen, Tamantirto, Kasihan, Bantul. kelompok ketiga budidaya jamur tiram di Dusun Ngaran, Gilangharjo, Pandak, Bantul.
Metode yang digunakan dalam program KKN Internasional ini yaitu metode design thinking. Metode ini berfungsi untuk memecahkan permasalahan yang ada di lingkungan KKN (Dusun Ngaran). Ada empat tahapan yang harus ditempuh dalam pelaksanaan metode design thinking:
Sense and sensibility. Tahap pertama yang harus dilakukan oleh mahasiswa yaitu sense and sensibility. Tahapan ini merupakan tahapan dimana mahasiswa harus mengenali lingkungan KKN berlangsung. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan mengenali lingkungan KKN khususnya di tempat pembudiayaan Jamur tiram di Dusun Ngaran, Gilangharjo, pandak, Bantul. Mahasiswa meminta perizinan dan berkenalan dengan ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk belajar dan mencari solusi dari kesulitan dalam pembudidayaan jamur tiram. Mahasiswa menanyakan proses pembudidayaan jamur. Selain itu, mahasiswa juga menghasilkan dugaan-dugaan sementara dengan melihat lingkungan yang digunakan dalam sistem pembudidayaan jamur tiram. Pada tahapan ini, mahasiswa mulai muncul permasalahan-permasalahan yang akan diambil solusinya.
Emphaty. Tahap kedua yaitu emphaty, tahapan dimana permasalahan pokok terkumpul dengan melakukan wawancara dan pengamatan lingkungan. Mahasiswa mengumpulkan informasi-informasi yang didapatkan melalui pengamatan, ikut serta dalam merawat dan memanen jamur tiram dan wawancara. Pengamatan dilakukan mulai dari lingkungan dan sistem yang digunakan dalam pembudidayaan jamur tiram.
Wawancara yang dilakukan mahasiswa meliputi tentang jumlah anggota kelompok Wanita Tani yang aktif dalam membudidayakan jamur tiram, sistem apa yang digunakan, alat apa saja yang dibutuhkan, tanggapan masyarakat tentang adanya budidaya jamur tiram sebagai penghasilan tambahan, kritik dan saran dari masyarakat.
Tahap emphaty ini, mahasiswa lebih memahami permasalahan berat yang dihadapi dalam budidaya jamur tiram. Masalah serius yang dihadapi dalam budidaya jamur tiram adalah memerlukan waktu dan tenaga yang besar untuk menyiram rumah jamur (kubung) karena air dibutuhkan untuk melembabkan ruangan dimana jamur akan tumbuh dengan baik. Sistem yang digunakan masih manual dan kurang efektif.
Ideation.Tahap ketiga ideation, tahapan ini akan terkumpul data permasalahan-permasalahan yang terjadi. Permasalah tersebut kemudian diklasifikasikan menurut sifat dan tingkatannya. Dalam praktiknya masalah-masalah yang didapatkan ditulisakan dalam sticky note, kemudian diklasifikasikan dalam kelompok yang mempunyai kemiripan. Kelompok-kelompok tersebut diambil inti permasalahannya. Kelompok yang memiliki permasalahan terbanyak dipilih untuk dilakukan pengerjaan tahap berikutnya yaitu pengumpulan ide-ide dalam pemecahan permasalahan tersebut. Berdasarkan ide-ide yang terkumpul dipilih yang paling sesuai dengan permasalahan besar yang dihadapi dalam budidaya jamur tiram. Permasalahan yang dipilih untuk dilakukan pemecahannya yaitu sistem budidaya jamur tiram dan cara mengontrol kelembaban di kubung. Akhirnya terpilih sistem yang digunakan yaitu sistem penyiraman secara otomatis menggunakan pompa listrik yang dipasang di sumur dan dialirkan menuju kubung menggunakan pipa paralon. Sedangkan untuk mengontrol kelembaban optimal kubung solusinya adalah penyediaan alat higrometer dan tabel pengukur kelembaban yang digunakan untuk megetahui kelembaban ruangan yang optimal agar dapat ditentukan kapan kubung harus disiram dan tidak disiram.
Prototyping.Tahapan terakhir dari metode design thinking yaitu pembuatan prototype. Tahapan ini merupakan pengaplikasian ide yang diputuskan dari tahapan sebelumnya. Mahasiswa membuat model yang mirip dengan aslinya dengan menggunakan bahan-bahan sederhana seperti kertas karton, pipa, lem dan cat.
Note: Singapore Polytechnic is a consortium partner of the Internasional Development Innovation Network (IDIN) managed by D-Lab of Massachusetts Institute of technology (MIT).