METODE BIOTECHNOLOGICAL MENGGUNAKAN MUDBALL & EFFECTIVE MICROBE UNTUK PEMELIHARAAN AIR LIMBAH INDUSTRI PABRIK GULA DAN SPIRTUS

November 20, 2018, oleh: superadmin

METODE BIOTECHNOLOGICAL MENGGUNAKAN MUDBALL & EFFECTIVE MICROBE UNTUK PEMELIHARAAN AIR LIMBAH INDUSTRI PABRIK GULA DAN SPIRTUS
 
Tahun 2018 telah dilakukan identifikasi terhadap bau yang muncul akibat pencemaran yang terjadi pada lingkungan wilayah Mrisi, kelurahan Tirtonirmolo Kasihan Bantul. Desa tersebut adalah Desa yang yang mengalami pencemaran terhadap limbah yang dituding sebagai akibat dari aktifitas pabrik Madukismo milik pemerintah D.I Yogyakarta.
 
Limbah yang dituding tersebut sangat berdampak kepada pencemaran udara karena aroma yang sangat tidak sedap. Dusun Mrisi yang menerima dampak paling besar karena posisinya berada pada daerah selatan pabrik dan sebagian besar penduduk mempunyai  lahan pertanian yang mengandalkan jaringan irigasi yang handal.
 
Aliran air dari limbah pabrik yang berada pada selokan dan aliran irigasi yang dilepaskan pada badan aliran air sungai yang pada dasarnya sudah dilakukan treatmen di dalam lingkungan pabrik, namun kualitas air bersih yang mempunyai standar fisik tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau belum bisa tercapai, dan hal ini membuat lingkungan Dusun Mrisi menjadi tidak nyaman dengan aroma yang sangat menyengat.

 
 
 
 
 
 
 
(a)

 
 
 
 
 
 
 
(b)

 
 
 
 
 
 
 
(c)

 
 
 
 
(d)
Gambar 1 (a,b,c,d). Kondisi saat ini
 
 
 
Dari hasil uji laboraturium yang dilakukan di Universitas Gajah Mada didapatkan hasil:
Tabel 1 Hasil analisis pengujian kualitas air

Parameter Simbol Satuan Kadar Maksimum yang Diperbolehkan Hasil Pengujian
1-a 2-a 3-a 4-a 1-b 2-b 3-b 4-b
Kekeruhan   NTU 5 13,5 1,15 4,02 1,03 1,31 0,04 0,26 3,99
Warna   TCU 15 28 14,7 156 248 7,5 2,4 8,6 18,9
TDS   mg/L 500 191,4 199,4 269 301 203 350 362 275
Besi Fe mg/L 0,3 0,22 0,06 0,12 2,49 0,03 0 0,01 0,04
Mangan Mn mg/L 0,4 0,2 0,6 0,2 0 0,4 0,4 0,4 0,4
Klorida Cl mg/L 250 30,19 29,71 27,8 131,79 28,76 39,78 36,42 30,67
Flourida Fl mg/L 1,5 0,49 0,29 0,28 0,56 0,31 0,48 0,4 0,47
Kesadahan   mg/L 500 112,52 115,43 205,64 271,6 130,95 207,58 232,8 191,09
Nitrit NO2 mg/L 3 0,004 9,8 0 0 0,013 0,008 0,007 0,003
Nitrat NO3 mg/L 5 26,4 26,8 27,5 41,5 49,1 35,4 28,9 16,6
pH   6,5 – 8,5 6,52 6,2 5,9 6,2 6,94 5,79 5,66 5,72
Sulfat SO42- mg/L 250 34 32 28 25 37 42 74 45
Zat Organik KMnO4 mg/L 19 15,563 11,771 192,76 206,98 3,95 1,106 10,112 17,38
                       
Keterangan :   : Mendekati / Tepat pada kadar maksimum yang diperbolehkan        
    : Melampaui batas maksimum yang diperbolehkan        
  A
B             
: Air selokan
: Air Sumur
       

 
 
bahwa dari parameter kimia yang di uji Kandungan Nitrat merupakan kadar yang paling besar untuk semua sampel dan melebihi ambang batas hingga hampir 10 kali lipat. Salah satu contoh sumber pencemaran nitrat terhadap air minum yakni akibat kegiatan pertanian. Meskipun pencemaran nitrat juga dapat terjadi secara alami, tetapi yang paling sering yakni akibat pencemaran yang berasal dari air limbah pertanian yang banyak mengandung senyawa nitrat akibat pemakaian pupuk nitrogen (urea) (Wardhana, 2004).
PH air untuk beberapa tempat bersifat asam, begitu juga dengan zat organik, warna, kekeruhan dan nitrit di beberapa lokasi pengujian dengan kadar yang lebih tinggi dari ambang batas, dan untuk mangan yang terkandung di empat lokasi yang berbeda sudah berada pada ambang batas maksimal.
Adapun lokasi yang dijadikan sampel adalah:
Lokasi pertama
Sampel pertama diambil tepat di sebelah utara Pabrik Gula Madukismo (7o 49’ 44,2’’ LS, 110o 20’ 43,3’’ BT, lihat Gambar 2)

Gambar 2 Lokasi pertama pengambilan sampel
Sumber : Google Maps, 2018
 
Lokasi kedua
Lokasi kedua pengambilan sampel berada di selatan Griya Mrisi Indah (7o 50’ 25,5’’  LS, 110o 20’ 28,6’’ BT, lihat Gambar 3

Gambar 3 Lokasi kedua pengambilan sampel
Sumber : Google Maps, 2018
Lokasi ketiga
Lokasi pengambilan sampel ketiga tepat di sebelah barat SD Muhammadiyah Mrisi dan SMA Muhammadiyah Kasihan (7o 50’ 30,6’’ LS, 110o 20’ 35,0’’ BT, lihat Gambar 4

Gambar 4 Lokasi ketiga pengambilan sampel
Sumber : Google Maps, 2018
Lokasi keempat
Sampel keempat diambil di utara perempatan beringin Mrisi (7o 50’ 45,6’’ LS, 110o 20’ 34,4’’ BT, lihat Gambar 5

Gambar 5 Lokasi ketempat pengambilan sampel
Sumber : Google Maps, 2018
Adapun usaha awal yang dilakukan adalah dengan melakukan diskusi dan sosialisasi awal kepada masyarakat terhadap bahaya zat kimia pada badan air.

(b)
Gambar 6 Gambar diskusi dan sosialisasi warga
 
Untuk antisipatif terhadap bau dan zat kimia yang terjadi selanjutnya akan dilakukan pengabdian kepada masyarakat dengan menggunkan mutball