KURIKULUM

Pendidikan dengan mengintegrasikan paradigma outcome-based education (pendidikan berbasis capaian) untuk menghasilkan Sarjana Teknik Sipil berkualifikasi tinggi.
Secara komprehensif penerapan outcome based education di Prodi Teknik Sipil melibatkan tiga komponen yang integral yakni,

  1. Outcome-based curriculum. Pada aspek ini, salah satu pertanyaan kuncinya adalah, “Apa yang diharapkan agar mahasiswa mampu melakukan setelah lulus dari Prodi Teknik Sipil?’. Untuk menjawab pertanyaan, ini Prodi Teknik Sipil menyusun rumusan eksplisit capaian pembelajaran kurikulum 2019.
  2. Outcome-based learning and teaching. Selanjutnya aspek ini menanyakan, “Bagaimana membuat mahasiswa mencapai capaian belajar tersebut?” Prodi Teknik Sipil mengimplementasikan kurikulum dengan pembelajaran berpusat pada mahasiswa.
  3. Outcome-based assessment. “Bagaimana mengukur apa yang telah dicapai mahasiswa?” adalah pertanyaan kunci berikutnya. Untuk menjawabnya, Prodi Teknik Sipil akan melakukan asesmen pembelajaran dengan menggunakan rubrik penilaian untuk mengukur sejauh mana capaian pembelajaran diraih.

Dengan mengintegrasikan paradigma pendidikan berbasis outcomes yang selaras dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dan kriteria badan akreditasi pendidikan rekayasa di dunia (mis: ABET, JABEE, AUN-QA, WA) Kurikulum 2019 dirancang dan diimplementasikan oleh Prodi Teknik Sipil dengan:

  1. Menggunakan pernyataan capaian pembelajaran (Learning Outcomes) untuk menyatakan dengan eksplisit kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh lulusan Prodi Teknik Sipil.
  2. Menyediakan kegiatan pembelajaran di Prodi Teknik Sipil yang membantu mahasiswa mencapai capaian pembelajaran tersebut.
  3. Mengukur sejauh mana mahasiswa dan lulusan Prodi Teknik Sipil dapat memenuhi capaian pembelajaran dengan menggunakan kriteria penilaian yang eksplisit seperti rubrik penilaian.

Dengan mempelajari kebutuhan masa depan profesi keinsinyuran teknik sipil yang diperoleh melalui analisis kebutuhan dari pemangku kepentingan, tracer study alumni dan lulusan, Prodi TS FT UMY merumuskan Profil Profesional Mandiri (PPM) sebagai berikut:

  1. PPM-1.      Mampu menerapkan pengetahuan sains dasar, matematika, ilmu rekayasa dan manajemen konstruksi untuk melakukan pekerjaan sebagai perencana, perancang, konstruktor, operator atau pengambil kebijakan infrastruktur bangunan teknik sipil.
  2. PPM-2.      Mampu menilai alternatif-alternatif solusi teknis dan berkontribusi pada penyelesaian masalah dalam pekerjaan profesional dan masyarakat umum dengan mempertimbangkan aspek keselamatan publik, social ekonomis, nilai-nilai etis, sustainabilitas dan perlindungan lingkungan hidup.
  3. PPM-3.      Mampu menunjukkan integritas professional berdasarkan nilai-nilai Islam  dalam belajar sepanjang hayat untuk meraih keberhasilan dalam bekerja di tingkat nasional dan internasional.

Program Studi Teknik Sipil FT UMY merumuskan capaian pembelajaran lulusan (CPL) selaras dengan deskripsi KKNI level 6 (setara sarjana) dan kriteria umum yang dirumuskan oleh ABET 2016 dan IABEE 2015. Capaian pembelajaran tersebut menyatakan bahwa lulusan Program Studi Teknik sipil FT UMY mampu:

  1. CPL 1 : Mampu menerapkan matematika, sains, dan prinsip rekayasa (engineering principles) untuk menyelesaikan masalah rekayasa kompleks (complex engineering problem),
  2. CPL 2 : Mampu merencanakan dan mendesain sistem konstruksi,
  3. CPL 3 : Mampu memilih sumberdaya dan komputasi yang sesuai untuk melakukan aktivitas rekayasa memanfaatkan perangkat perancangan dan analisis rekayasa berbasis teknologi informasi,
  4. CPL 4 : Mampu menemukenali dan menghayati proses bekerja secara professional dan berintegritas,
  5. CPL 5 : Mampu menganalisis permasalahan bidang Teknik Sipil berdasarkan kaidah-kaidah dasar bangunan Rekayasa Sipil,
  6. CPL 6 : Mampu berkerjasama dalam tim, menerapkan dasar-dasar socio- engineering serta menyesuaikan diri terhadap perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi dalam bidang Teknik Sipil,
  7. CPL 7 : Mampu berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dengan menggunakan berbagai sarana secara tepat,
  8. CPL 8 : Mampu menemukan sumber masalah rekayasa melalui proses penyelidikan, analisis, interpretasi data dan informasi berdasarkan prinsip-prinsip rekayasa,
  9. CPL 9 : Mampu menerapkan pembelajaran sepanjang hayat berdasarkan kaidah dalam agama Islam dan sesuai dengan faham Muhammadiyah,

Beban studi yang harus diselesaikan oleh mahasiswa adalah sebanyak 144 satuan kredit semester (sks) yang di dalamnya terdapat beberapa praktikum berupa desain dan pelaksanaan di laboratorium. Keseluruhan MK yang harus ditempuh mahasiswa adalah 62 MK, yang terdiri dari 58 MK wajib (136 SKS), dan 4 MK pilihan (8 SKS). Semua mata kuliah pilihan ditawarkan pada tiap semesternya. Struktur mata kuliah dalam 8 semester dapat dilihat disini

Struktur Mata Kuliah dengan bobot 0 sks, seperti Baca & Tulis Al-Qur’an, Kuliah Intensif Agama Islam dan Bahasa Inggris. Mata Kuliah tersebut merupakan usaha untuk mewujudkan visi dan misi prodi yaitu unggul & islami, menjadi prodi yang dikenal di kawasan ASEAN, dan untuk mewujudkan universitas yang muda mendunia. Selain hal tersebut, universitas juga mempunyai target batas minimal skor TOEFL lulusan adalah 450.

Body of Knowledge (BOK) Civil Enginering dapat didefinisikan sebagai cakupan kedalaman dan keluasan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan oleh seorang calon insinyur sipil untuk memasuki praktek rekayasa sipil pada jenjang profesional. Body of Knowledge ini dipenuhi dengan kombinasi pendidikan tinggi formal di tingkat universitas (sarjana/S1 dan pascasarjana/S2) dan pengalaman (misal; pendidikan profesional oleh asosiasi profesi). Dibandingkan dengan pendekatan dan praktek yang dewasa ini digunakan, calon insinyur teknik sipil masa depan sebelum memasuki praktek rekayasa sipil diharapkan:

  1. Menguasai lebih dalam matematika, ilmu-ilmu alam, dan dasar-dasar ilmu rekayasa;
  2. Mempertahankan keluasan pengetahuan teknis;
  3. Memperoleh paparan (exposure) yang lebih luas dengan humaniora dan ilmu-ilmu sosial;
  4. Mendapatkan tambahan variasi praktek profesional yang semakin luas dan,
  5. Mencapai tingkat kedalaman penguasaan pengetahuan teknis, yakni : pendidikan spesialisasi.

Sejak tahun 2019, Program Studi Teknik Sipil mengajukan BOK edisi ketiga (ASCE, 2018) yang mengakomodasi tantangan kebutuhan masa depan Profesi Insinyur Teknik Sipil. Dalam usulan tersebut, BOK dinyatakan dalam:

  • Pengetahuan Dasar (foundational outcomes), merupakan pengetahuan dasar untuk Teknik Sipil dan profesi teknik lainnya, yang memberikan pengetahuan untuk membentuk/membangun capaian-capaian (outcomes)
  • Pengetahuan Dasar Teknik (Engineering Fundamental outcomes), merupakan jembatan antara foundational dan technical outcomes untuk bidang Teknik Sipil dan semua bidang teknik lainnya. Baik foundational maupun engineering fundamentals harus dipenuhi sebagai bagian syarat memperoleh derajat kesarjanaan.
  • Technical outcomes merupakan pengetahuan khusus di bidang teknik sipil.
  • Pengetahuan Profesional (Profesional outcomes), fokus pada kemampuan interpersonal and profesional yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan pada bidang teknik sipil dan pada tingkat profesional

Program Studi Teknik Sipil merancang bahan kajian dengan mengadopsi usulan BOK mengikuti ASCE edisi ketiga, dan membagi bahan kajian menjadi beberapa kategori seperti ditunjukkan dalam Gambar 6.1. dan 6.2. Sesuai dengan rancangan mata kuliah pada gambar tahun pertama, mata kuliah basic science  (sains dasar) diberikan kepada mahasiswa untuk memenuhi mata kuliah dasar matematika dan ilmu pengetahuan alam. Capaian mata kuliah dasar untuk membentuk atau membangun capaian mata kuliah rekayasa yang terkait. Pada tahun pertama juga terdapat Pendidikan umum dan mata kuliah yang menjadi ciri khas Universitas. Matakuliah pendidikan umum ini diberikan sampai tahun ke dua. Kategori matakuliah pendidikan umum dirancang untuk mencapai hasil profesional, yang berfokus pada keterampilan interpersonal dan profesional yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan di bidang teknik sipil dan di tingkat professional.

Pada tahun kedua sampai tahun ke tiga, mahasiswa mempelajari matakuliah ilmu kerekayasaan dan teknologi yang sesuai dengan bidang Teknik Sipil (Engineering Fundamental outcomes). Capaian dasar teknik dasar adalah untuk menjembatani antara capaian matakuliah dasar (fundamental Outcomes) dan ilmu rancangan kerekayasaan dan kajian eksperimental berbasis permasalahan (Technical Outcomes). Baik Fundamental Outcomes maupun Fundamental Outcomes harus dipenuhi sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar.

Pada tahun keempat mahasiswa diberikan mata kuliah pilihan, Capstone Design, KKN, Kerja Praktik dan Tugas Akhir untuk melengkapi capaian pembelajaran mahasiswa. Urutan mata kuliah sebagaimana dijelaskan dalam road map mata kuliah secara jelas menunjukan hubungan antara mata kuliah pada semester sebelumnya dengan mata kuliah pada semester berikutnya. Beberapa mata kuliah, merupakan hasil lanjutan dari mata kuliah pada semester sebelumnya. Sebagaimana diisyaratkan UMY tentang Standar Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dalam penjaminan mutu kurikulum menyatakan bahwa mata kuliah wajib, dan mata kuliah pilihan harus memiliki keterikatan. Beberapa mata kuliah, terutama untuk mahasiswa tahun pertama, tidak memiliki prasyarat. Namun sebagian besar mata kuliah adalah dasar bagi mata kuliah yang lain, dan karena itu dari segi kurikulum, mata kuliah tersebut merupakan prasyarat untuk beberapa mata kuliah setelahnya. Dengan demikian, struktur mata kuliah mempertimbangkan tingkat kerangka berpikir, mulai dari dasar (mengingat dan memahami) hingga menerapkan (tingkat 3) dan menganalisis (tingkat 4), seperti Kerja Praktik, KKN dan Tugas Akhir yang akan diambil oleh mahasiswa di tahun keempat.

BOK dan tingkat pencapaian minimum yang harus dikuasai oleh mahasiswa dan lulusan Prodi TS FT UMY, serta bahan kajian yang menunjang tercapaikan BOK tersebut. Tabel 6.2 memuat CPL pada setiap materi ditetapkan aras pencapaian kognitifnya. Aras (tingkat) pencapaian ini diadopsi dari Revised Bloom’s Taxonomy (Anderson and Krathwohl, 2001) sebagai alat untuk mendeskripsikan tingkat pencapaian kognitif minimum setiap outcomes. Setiap individu mahasiswa dan lulusan diharapkan menunjukkan tingkat pencapaian (competency) ini sebelum masuk ke dalam praktek Profesi Teknik Sipil. Lebih lanjut, tabel ini dilengkapi dengan usulan bahan  kajian (mata kuliah) yang mendukung materi capaian yang ditetapkan BOK. Tabel 6.2 juga menggambarkan bagaimana proses koginitif mahasiswa dapat didorong dengan menetapkan tujuan belajar yang mencerminkan pencapaian CPL pada setiap level yang ditetapkan dalam BOK.

Prodi Teknik Sipil UMY mensyaratkan skor TOEFL minimal 450 kepada mahasiswa yang akan yudisium. Untuk meningkatkan dan mempersiapkan nilai TOEFL, prodi memberikan tambahan pelajaran Bahasa Inggris pada semester 2, 3, dan 4. Sertifikat TOEFL yang berlaku untuk syarat yudisium harus dikeluarkan oleh universitas atau lembaga yang telah ditentukan oleh prodi